Hutan Satwa
SHARE :

Bangau Tongtong: Si Kepala Botak yang Elegan dan Langka, Penjaga Sejati Lahan Basah Indonesia

7
11/2025
Kategori : Informasi dan Berita
Komentar : 0 komentar
Author : admin@hutansatwa.org


Bangau Tongtong (Leptoptilos javanicus) merupakan salah satu anggota keluarga bangau (Ciconiidae) yang menarik perhatian karena ukuran tubuhnya yang besar serta kepala nyaris botak – ciri khas yang membedakannya dari jenis bangau lainnya. Pada individu dewasa, tinggi burung ini bisa mencapai 110-120 cm dengan rentang sayap hingga sekitar 210 cm. Tubuh  bagian atas dan sayap dominan berwarna gelap, sedangkan bagian bawah badan, leher bawah, dan ekor cenderung lebih terang. Kepala dan leher umumnya botak atau hanya memiliki sedikit bulu, sementara paruhnya tebal, panjang, dan sedikit melengkung ke bawah. Burung muda biasanya tampak lebih kusam dibandingkan individu dewasa.

Bangau Tongtong tersebar di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan, termasuk sejumlah wilayah di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara. Habitat favoritnya adalah lahan basah seperti rawa-rawa, gambut, tepi sungai dan kanal, sawah yang berair, bahkan area mangrove dan pesisir pantai. Karena ia sangat bergantung pada keberadaan air, vegetasi tepi air, dan kondisi lahan basah yang relatif utuh, perubahan lingkungan sedikit saja akan sangat berdampak terhadap populasinya.

Dalam ekosistem lahan basah, Bangau Tongtong memegang peranan penting. Burung ini berperan sebagai pemakan bangkai atau organisme air/reptile kecil sehingga membantu proses dekomposisi alami. Selain itu, keberadaannya menjadi indikator penting bagi kualitas habitat lahan basah, membantu menjaga keseimbangan populasi hewan kecil yang menjadi mangsa atau bagian dari rantai makanannya.

Meski memiliki banyak kelebihan, Bangau Tongtong juga memiliki beberapa kerentanan. Ketergantungannya yang kuat pada habitat lahan basah yang membuat burung ini sangat rentan terhadap perubahan lingkungan dan aktivitasnya yang dekat dengan kawasan pemukiman juga bisa membuat burung ini terancam berkonflik dengan manusia. Disisi lain, kelebihan burung ini adalah kemampuan adaptasi yang tinggi untuk memanfaatkan beragam jenis makanan, ukuran tubuh yang besar serta paruh kuat yang memudahkan akses ke sumber makanan yang sulit dijangkau oleh burung air kecil lainnya, serta dapat hidup dalam kelompok di pohon-pohon tinggi yang dekat dengan air.

Menurut IUCN, Bangau Tongtong termasuk dalam kategori Rentan (Vulnerable, VU). Ancaman utama yang dihadapinya meliputi hilangnya habitat lahan basah akibat pengeringan, pembukaan lahan pertanian, dan pembangunan pesisir. Selain itu, penurunan kualitas habitat yang mengurangi ketersediaan mangsa atau sarang juga memperburuk kondisinya. Untuk menjaga kelestariannya, kita dapat berperan dengan melindungi dan merehabilitasi habitat lahan basah, monitoring populasi dan habitat, meningkatkan kesadaran kita sebagai masyarakat lokal, serta kebijakan dan regulasi yang mendukung pelestarian lahan basah. Dengan langkah-langkah tersebut, spesies megah ini dapat terus terbang tegak di tepi-tepi air Indonesia untuk generasi mendatang.

Berita Lainnya



0 0 votes
Article Rating
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d blogger menyukai ini: